Sugianto Menawarkan Ginjalnya Demi Ijazah Anaknya





Demi menebus ijazah SMP dan SMA putrinya dari sekolah, Sugianto menawarkan ginjalnya kepada siapa saja yang membutuhkannya. Sebagai penjahit pakaian, Sugianto tidak mampu membayar biaya pendidikan bagi Sarah Meilina Ayu yang ditagihkan kepadanya oleh pihak pengelola sekolah.

Berapa biaya yang ditagihkan untuk menebus dua lembar ijazah itu?

"Semuanya Rp 17 juta. Saya cuma penjahit, nggak sanggup bayar segitu," jawab Sugianto yang ditemui sedang mengamen di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2013).

Lokasi mengamen Sugianto tepatnya di perempatan yang menuju ke Jl Imam Bonjol, Jakarta. Mengiringi ayahnya menyanyi, Sarah membentangkan selembar karton bertuliskan "Kepada saudara yg butuh ginjal, kami siap jual. Tubuh kami siap dibelah demi menebus ijazah".

Sugianto Menawarkan Ginjalnya Demi Ijazah Anaknya


"Ya cuman ginjal yang kami punya dan bisa dijual untuk dapat uang segitu," jelas Sugianto yang bertempat tinggal di Kamal Muara, Jakarta Utara.

Masalah ini bermula dari meninggalnya pemilik Ponpes Nurul Iman, Parung, tempat Sarah bersekolah. Ketika masuk SMP, pemilik ponpes pernah menjanjikan kepada Sugianto bahwa Sarah dapat bersekolah secara gratis hingga lulus SMA.

Beberapa tahun lalu, pemilik ponpes meninggal dunia dan pengelolaan diserahkan kepada anaknya. Sayangnya janji bersekolah gratis tersebut tidak diketahui oleh pengelola baru. Akibatnya ketika lulus SMA tahun ini, Sarah tidak dapat menebus ijazah termasuk ijazah SMP yang juga belum diambilnya.

Sudah melapor Ke Komnas HAM


"Saya sudah melapor ke Komnas HAM, tapi belum ada perkembangan. Akhirnya kami nekat saja jual ginjal," papar Sugianto. ()

Follow On Twitter